Selasa, 10 Juli 2012

Bangunan Bersejarah "Istana Taman Sari Yogyakarta"

Taman bunga yang indah. Begitulah kira-kira arti dari nama Taman Sari. Areal pemandian ini merupakan kompleks bangunan yang sangat indah dan menjadi aset Keraton Yogyakarta. Dibangun setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, tempat ini memang didesain sebagai tempat pengasingan diri Sultan Yogyakarta dan keluarganya dari hiruk pikuk dunia. Meskipun sempat luluh lantak terguncang gempa, saat ini Taman Sari sudah kembali terlihat cantik.

Taman Sari memang dirancang sedemikian rupa agar bisa menghadirkan ketenangan bagi siapapun yang berada di dalamnya. Bangunan ini juga mencerminkan style yang multikultur (Portugis, Belanda, Cina, Jawa, Hindu, Buddha, Nasrani, dan Islam). Kolam mungil dengan air mancurnya yang jernih dan pohon-pohon berbunga, menambah keasrian tempat ini. Sekaligus menjadikannya sebagai lokasi peristirahatan yang sempurna.

Pesanggrahan Taman Sari yang kemudian lebih dikenal dengan nama Istana Taman Sari yang terletak di sebelah barat Keraton Yogyakarta dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I dan diselesaikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II.

Lokasi Pesanggrahan Taman Sari sebagai suatu tempat pemandian sudah dikenal jauh sebelumnya. Pada masa pemerintahan Panembahan Senapati lokasi Taman Sari yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama Umbul (mata air) Pacethokan. Umbul ini dulu terkenal dengan debit airnya yang besar dan jernih. Pacethokan ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi penentuan letak calon Keraton Yogyakarta.

Pesanggrahan Taman Sari dibangun setelah Perjanjian Giyanti (1755), yakni setelah Sultan Hamengku Buwana sekian lama terlibat dalam persengketaan dan peperangan. Bangunan tersebut dimaksudkan sebagai bangunan yang dapat dipergunakan untuk meneteramkan hati, istirahat, dan berekreasi.

Taman Sari ini juga dipersiapkan sebagai sarana/benteng untuk menghadapi situasi bahaya. Di samping itu, bangunan ini juga digunakan untuk sarana ibadah. Oleh karenanya Peanggrahan Taman Sari juga dilengkapi dengan mushola, tepatnya di bangunan Sumur Gumuling.

Nama Taman Sari terdiri atas dua kata, yakni taman ‘kebun yang ditanami bunga-bungaan’ dan sari ‘indah, bunga’. Dengan demikian, nama Taman Sari dimaksudkan sebagai nama suatu kompleks taman yang benar-benar indah atau asri.

Prawirosentiko (Bupati Madiun) sebagai arsiteknya, sedangkan Demang Tegis (asli orang Portugis yang mendapat gelar dari kerajaan) sebagai tenaga ahli strukturnya.

Ada beberapa elemen yang mempengaruhi arsitektur bangunan kompleks Taman Sari ini, diantaranya pengaruh dari Hindu dan Budha, Jawa dan Islam, Cina, Portugis dan gaya Eropa, dapat terlihat dibeberapa bagian bangunan ini.

Taman Sari Yogyakarta mempunyai dua pintu gerbang utama, yaitu Gapuro Agung (yang berada dibagian Barat) dan Gapuro Panggung (yang berada dibagian Timur, yang saat ini(tahun 2007) digunakan sebagai pintu masuk utama ke lokasi kompleks Taman Sari ini).
 
Bentuk pintu gerbang atau ‘Gapuro’nya sangatlah indah yang merupakan gaya asli Jawa, pada detail dari Gapuro ini merupakan motif asli Jawa seperti stilasi dari sulur-sulur tanaman, burung, ekor dan sayap burung garuda.

Gerbang besar dengan penuh ornamen Jawa ini masing-masing memiliki makna simbol. Di luar gerbang diberikan tanaman hijau. Taman Sari Benteng Air ini merupakan perpaduan dari kolam pemandian, kanal, dan jika kanal dibuka terdapat kolam besar, serta adanya terowongan dan ruang meditasi. Kamar suci terpisah dari bangunan lain di sekitar komplek, dan digunakan sebagai ruang meditasi untuk Sultan Yogyakarta dan keluarga kerajaan.

Cahaya yang digunakan pun memberikan kesan tenang. Fasilitas lain yang ada di Taman Sari ini terdapat pada dua kolam pemandian besar, kolam bagian dalam digunakan oleh Sultan sedangkan kolam renang luar digunakan untuk perempuan. Desain interior di kolam renang di lengkapi dengan air mancur yang ditempatkan di tengah kolam. SElain itu ditambahkan pula pot di tengah kolam dekat air mancur, untuk memperkuat desain interior Taman Sari ini.


Pencahayaan untuk kolam berasal dari matahari pada siang harinya dan cahaya bulan di malam hari. Selain itu terdapat pulau Cemeti, sebuah pulau buatan dengan bangunan tinggi yang digunakan untuk tempat beristirahat. Dari tempat yang tinggi dari bangunan ini dapat dilihat ke bawah sebuah bunga teratai di tengah kolam.

Gemuling bangunan yang membentuk lingkaran digunakan sebagai tempat doa. Ini merupakan sebuah terowongan bawah tanah dan penerangannya digunakan sebuah lampu tua, dan tempat ini menghubungkan Taman Sari Benteng Air untuk Sultan Kraton Yogyakarta sebagai tempat persembunyian bagi keluarga kerajaan dari serangan musuh.

Taman Sari Benteng Air dibangun dengan bahan dari batu dan bata. Bahan ini dapat memberikan kesan kuat kekuasaan kerajaan. Tangga batu di terowongan masing-masing bertemu di satu titik, sehingga dapat menikmati kolam yang tenang dari tempat yang lebih tinggi. Kolam renang terbuka tanpa menggunakan atap dapat melihat keindahan langit secara langsung.




Sumber : http://www.google.co.id , http://id.wikipedia.org




Jumat, 06 Januari 2012

"Sketsa Arsitektur"


Dalam rancangan bangunan Arsitek biasanya membuat suatu coretan tangan sebagai dasar dalam merancang dan menghasilkan suatu desain bangunan, kemudian dijadikan layout secara detail lengkap dengan ukuran dan perbandingan jelas.
Sketsa akan menjadi suatu tuntunan dari gagasan suatu pemilik rumah. dan dapat dikembangkan sendiri kemudian diolah menjadi suatu bangunan yang indah.

Sebagai inspirasi membuat sketsa dapat melihat kumpulan model model bangunan dalam majalah atau "hunting" sambil menikmati indahnya bangunan bangunan di Ibukota. Dan harus tetep menuangkan ide ide pribadi demi terjadinya ekspektasi.

Ketidaktertiban Angkutan Umum

Masalah ketidaktertiban angkutan umum bukan pemandangan yang sulit di jumpai. Berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di sembarang tempat dan menunggu penumpang tidak pada tempatnya merupakan sebagian contoh dari ketidaktertiban tersebut. Kejadian ini tak hanya terjadi pada angkutan kota (angkot), bahkan bus pun melakukan hal yang sama. Sesuai dengan pengalaman pribadi, saya seringkali menyesal dan bersedih ketika terjadi kemacetan lalu lintas yang diakibatkan karena ketidaktertiban itu. Perlu kesabaran yang ekstra untuk menghadapi hal tersebut. Marah, sumpah serapah, dan teguran pun sepertinya bukan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lalu lintas yang timbul akibat ketidakteraturan angkutan umum tersebut.
Di satu sisi, kedepan diharapkan adanya management yang baik. Tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari pengusaha angkutan umum, asosiasi angkutan umum, dan segala stakeholder yang berusaha menciptakan sistem pengelolaan angkutan umum yang teratur dan meminimalisasi kemacetan. Di sisi lain, setiap penumpang angkutan umum pun harus mempunyai kesadaran untuk menunggu atau menaiki angkutan umum pada tempatnya. Kembali lagi pada masalah alih fungsi halte, kedua hal ini saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, kebijakan yang akan dibuat pun harus terintegrasi.

Peninggalan Kota Depok yang Tersisa


Di seberang jalan dari rumah ini ada sebuah rumah sakit. Dahulu, bangunan rumah sakit dan yang ada disekitarnya merupakan istana kepresidenan. Bahkan sempat ada sebuah monument depok yang sekarang berganti sebuah taman di halaman depan bangunan rumah sakit.
Berbicara tentang Depok Lama, mungkin tak lepas dari ungkapan kata “Belanda Depok” yang sering didengar. Sebenarnya, mereka adalah kaum hamba sahaya atau para budak yang dibawa dari berbagai daerah di Nusantara.
Kemudian mereka dikelompokan menjadi 12 marga yang dibentuk oleh tuannya. yakni Cornelis Chastelein. Karena belum ada bahasa persatuan, maka para budak tersebut memakai bahasa Belanda sebagai bahasa sehari-hari. Oleh sebab itulah maka sangat dikenal istilah Belanda Depok.

Tokoh yang sangat terkenal dan melegenda adalah Cornelis Chastelein bagi warga Depok. Sebab oleh dia lah , m
aka para budak yang sudah bekerja dengannya memiliki tanah dan rumah miliknya. Sesuai dengan yang ia tulis dalam surat wasiatnya sebelum meninggal pada tanggal 28 Juni 1714.

Selain itu ajaran dan didikan Kristen Protestan dari Cornelius Chastelein, masih tetap lestari di tempat ini. Oleh sebab itu janganlah heran, jika mengetahui di sepanjang Jalan Pemuda, terdapat 50 buah lebih,


TERMINAL ATAU “PASAR” ???

Pertumbuhan kota yang sangat cepat menuntut adanya sistem pelayanan transportasi yang baik untuk menunjang kelancaran pertumbuhan pembangunan kota itu sendiri, sehingga untuk mengantisipasi masalah tersebut perlu adanya suatu sistem transportasi massal. Kebutuhan akan adanya suatu sistem transportasi yang efektif dalam arti murah, mudah, lancar, cepat, aman, dan nyaman baik untuk pergerakan manusia maupun barang.
Sejauh ini kiprah pedagang kaki lima dalam mencari penghidupan dinilai sudah keterlaluan, karena mereka beroperasi secara sembarangan di tempat-tempat strategis kota tanpa mengindahkan aturan yang ada. Mereka menjajakan barang dagangan seenaknya, baik di trotoar-trotoar pejalan kaki maupun di badan-badan jalan tanpa memedulikan kepentingan masyarakat umum lainnya.

Selain mengganggu kelancaran arus lalu linas, kehadiran mereka juga mengganggu kenyamanan warga masyarakat kota yang kebetulan lewat atau berada di daerah itu. Belum lagi kehadiran mereka kadang terkesan mengganggu pemandangan hingga menimbulkan kesan kumuh.