Rumah tradisional bengkulu merupakan rumah panggung berdenah empat persegi panjang, berbahan dasar kayu medang (banyak terdapat kayu medang di bengkulu). Memiliki arah hadap yang tidak beraturan.
Rahasia rumah tradisional bengkulu bisa bertahan puluhan tahun bahkan ratusan tahun, terdapat pada proses pengolahan kayu medang :
Memilih kayu yang berusia tua, lurus dan kering
Setahun sebelum membangun, kayu direndam kedalam sungai selama 6 bulan/ lebih agar zat-zat yang menarik minat rayap dalam kayu larut dalam air.
Rumah Tradisional Bengkulu memiliki 3 tingkat :
Tingkat pertama, kolong rumah. Tempat tiang-tiang panggung penyangga rumah.
Tingkat kedua, Badan rumah. Digunakan sebagai tempat tinggal keluarga. Badan rumah terbagi menjadi dua : rumah luar yang disebut dengan berendau/teras dan rumah dalam yang terdiri dari hall, bilik geang, bilik gadis, ruang tengah, ruang makan, garang dan dapur.
Tingkat tiga, disebut bagian atap. Atap berbahan sirap
Pondasi, umpuk batu kal yang permukaanya datari. Jumlah umpuk cenderung ganjil tergantung besar kecilnya batu kali. Biasanya terdiri dari lima atau tujuh batu kali (berkaitan dengan konsep kosmologi). Umpuk batu kali juga digunakan sebagai landasan kaki tangga.
Rumah Adat Bengkulu rumah adat Bengkulu sanat identik dengan atapnya yang berbentuk limas, sehinga di sebut bubungan lima.
sumber : http://prestylarasati.wordpress.com/2008/03/20/arsitektur-tradisional-bengkulu-rumah-adat-suku-bangsa-rejang/
Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir.
Bentuk rumah panggung melayu ini terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain : Bagian atas
Bagian atas rumah adat melayu Bengkulu ini terdiri dari :
Atap; terbuat dari ijuk, bamboo, atau seng
Bubungan, ada beberapa bentuk
Pacu = plafon dari papan atau pelupuh
Peran : balok-balok bagian atas yang menghubungkan
Tiang-tiang bagian atas
Kap : kerangka untuk menempel kasau
Kasau : untuk mendasi reng
Reng : untuk menempel atap
Listplang, suyuk, penyunting
Beberapa jenis bubungan antara lain:
Bubungan limas
Bubungan limas
Bubungan haji (bubungan Sembilan)
Bubungan jembatan
Bubungan gabungan lima dan jembatan
Bagian tengah, terdiri atas:
Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela
Dinding : terbuat dari papan atau pelupuh
Jendela : bentuk biasa dan bentuk ram
Pintu : bentuk biasa dan bentuk ram
Tulusi (lubang angin) : ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibuat dengan berbagai ragam hias
Tinag penjuru
Piabung : tiang penjuru hal
Tiang tengah
Bendu : balok melintang sepanjang dinding
Bagian bawah, terdiri dari :
Lantai, dari papan, bamboo, atau pelupuh
Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm dipasang sepanjang dinding luar di atas balok
Kijing, penutup balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding
Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan
Tailan : balok sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelkan lantai
Blandar : penahan talian, melintang
Bedu : balok diatas sebagai tempat meletakkan rel
Bidai, bamboo tebal yang dipasang melintang dari papan lantai.
Pelupuh kamar tidur, sejajar dengan papan lantai (di atas bidai)
Lapik tiang, batu pondasi tiang rumahtiang rumah
Tangga depan dan belakang
SUSUNAN RUANG
1.Berendo Tempat menerima tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya menyampaikan suatu pesan (sebentar).
2. Hall
Ruang untuk menerima tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani.
3. Bilik gedang
Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta anak-anak yang masih kecil.
4. Bilik gadis
Biasanya terdapat pada keluarga yang memiliki anak gadis, merupakan kamar bagi si anak gadis. Selain untuk tidur juga digunakan untuk bersolak.
5. Ruang tengah
Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung karena fungsi utamanya adalah untuk menerima tamu
6. Ruang makan
Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah.
7. Garang
Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau tempat air lainnya, juga dipakai untuk tempat mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur
8. Dapur
Ruangan untuk memasak
9. Berendo belakang
Serambi belakang, tempat relax bagi kaum wanita pada siang atau sore hari, melepas lelah setelah mengerjakan tugas, tempat mengobrol sambil mencari kutu.
(Sumber : Achmad, Ramli dkk. 1992, Koleksi Miniatur Rumah Tradisional Suku Bangsa Rejang Dan Melayu Bengkulu Museum Negeri Provinsi Bengkulu. Depdikbud Propinsi Bengkulu)